Tuesday, February 3, 2009

Save palestine



Antara gaza, grace, TV one dan karni ilyas_pembentukan opini _hati hati antara Gaza, Grace,TV One dan Karni Ilyas


Dalam Apa kabar Indonesia Pagi, Senin 05 Januari 2009, denga halus Indiarto Priyadi dan terutama Garce Natalie mencoba menggiring opini pemirsa bahwa Israel ‘terpaksa menyerang’. Mereka berbincang bahwa Israel tak akan berhenti meyerang jika serangan roket hamas tidak dihentikan. Dalam sesi pertama dengan pengamat Bantarto Bandoro, perbincangan berkutat bahwa Hamas yang menggangu dan ‘memancing serangan Israel dengan penyerangan roket ke negeri zionis itu. Pengamat CSIS itu juga menyebut peperangan akan berlangsung lama -karena tidak ada agresi militer Israel yang dipukul hizbullah dan ditengahi pasukan PBB-

Hamas menolak pasukan perdamaian, opini pemirsa pun tergiring kepada kesimpulan : Israel menyerang karena kesalahan Hamas dan serangan akan terus berlanjut karena Hamas dengan degil menolak campur tangan Internasional PBB. Kerja sama yang baik antara Indiarto, Grace dan pengamat CSIS menjelang sesi yang berikutnya, wawancara dengan KH. Ahmad Satori dari Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Indiarto membuka dengan seruan boikot produk ‘yang katanya’ dari Amerika oleh beberapa kelompok (muslim tentu saja). Ungkapan agak sinis tersebut kemudian di timpali Grace, ‘padahal mereka suka menggunakan produk tersebut.’ Sebuah judgement bahwa kelompok yang menyerukan boikot produk Amerika sebenarnya justru pecinta produk itu sendiri. Dua hari sebelumnya dalam ilustrasi tentang sejarah konflik di Palestina, narrator TV One menyebutkan bahwa tanah Palestina dikuasai Israel setelah gerilyawan Israel berhasil memaksa Inggris (yang diberi mandat oleh PBB) hengkang dari sana.

Ini adalah kedustaan yang bodoh dan buta sejarah. Kenyataannya Inggris sejak tahun 1917 memang berencana menberikan tanah Palestina untuk dijadikan Negara Israel oleh kelompok zionis yahudi. Deklerasi Belhour dengan jelas membuktikan kedustaan ini.

Ada juga penayangan rekaman video oleh pihak Israel yang mengebom sebuah masjid. Serangan keji yang menghancurkan rumah ibadah ini dilakukan dengan alasan bahwa masjid tesebut menjadi gudang tempat penimpanan roket roket al-qassam. Ada cuplian menarik dari video tersebut, setelah ledakan bom pertama ada ledakan kedua (secondary explosion) yang diberi tanda dan catatan oleh editor Israel. Hal itulah yang diklaim sebagai ‘bukti’ adanya roket di dalam masjid. Yang menggelitik, cuplikan tersebut selalu diulang ulang oleh TV One dalam tayangan berita tentang serangan Isrel. Beberapa poin diatas menunjukan adanya upaya penggiringan opini pemirsa oleh TV One. Yaitu agar publik di Indonesia, termasuk umat muslim yang mengutuk serangan keji Israel menjadi ‘memaklumi’ serangan tersebut

Pertanyaannya, kenapa hal itu dilakukan oleh TV One? Jauh sebelumnya, Grace Natalie juga melakukan penggiringan opini dalam berita kasus terorisme Palembang. Grace yang ‘meninjau pesantren yang dituduh sebagai sarang dan tempat latihan teroris Palembang, melengkapi laporannya dengan ilustrasi bahwa pesantren itu ‘aneh’. Karena hanya memiliki sepuluh orang santri saja. Kalau saja Grace seorang muslim, atau sering mengamati pesantren pesantren kecil di pedesaan, niscanya dia akam menemukan pesantren (rintisan tentu saja) yang hanya memiliki lima, empat atau hanya cuma satu santri saja.

Keheranan Grace yang bukan muslim dan tidak memahami dunia pesantrenan memang wajar. Namun komentar bodohnya bahwa hal itu ‘aneh’ memberi bobot bagi penggiringan opini bahwa pesantern adalah sarang teroris.

Tapi terlepasa dari hal tadi, Grace dan TV One memang hebat. Liputan mereka tentang kasus teroris selalu berhasil mencapai level eksklusif. Saat para wartawan Yogyakarta tidak bisa mendekati rumah Mbah alias Zarkasih ditangkap, Grace malah terlihat berada di dalam mobil densus 88 yang melakukan penangkapan. Tak heran jika dalam pemberitaan kasus penangkapan teroris di Palembang pun Grace dapat masuk rumah salah seorang tersangka dan memamerkan ‘temuannya,’ sebuah pedang samurai yang biasa dijajakan di kaki lima. Tak begitu hebat, tapi lumayan menambah bobot penggiringan opini bahwa itu merupakan rumah teroris.

Bos Grace, karni Ilyas malah lebih hebat lagi. Pada saat penangkapan Amrozi, ia melaporkan langsung dari TKP. Padahal posisinya waktu itu Pemred SCTV. Demikin juga dengan penyerbuan di Batu Malang dengan kematian dokter Azahari, Karni yang waktu itu Pemred ANTV melaporkan langsung dari TKP.

Dimana ada kasus terorisme besar yang terungkap, di situlah ada Karni Ilyas dan anak buahnya. –salah satunya Grace Natalie- hubungan yang dekat antara karni dengan Komjen Gories Mere membuatnya selalu mendapatkan liputan eksklusif tentang operasi densus 88.

Jangan lupa pula bagaimana reporter TV One (waktu itu masih bernama lativi) Alfieto Deanova berhasil mengajak Ali Imran –terpidana seumur hidup kasus bom bali yang seharusnya meringkuk dalam penjara- jalan jalan menapaktilasi perjalanan dan persiapan pelaksanaan Bom Bali. Ali memang fenomenal saat teman temannya meringkuk dalam jeruji besi dia malah bisa ngopi bareng Gories Mere di kafe Starbucks yang diyakini salah satu usaha yang dimiliki jaringan zionis internasional.

Ketika hal itu memicu kegemparan, Gories beralasan bahwa Ali dibon untuk mengungkap jaringan terorisme. Ini masih masuk akal, Gories memang berwenang melakukan berbagai penyidikan. Namun bagaimana bisa TV One ‘mengebon’ Ali yang napi untuk acara eksklusifnya?

Lagi lagi stasiun yang sahamnya dimiliki oleh taipan media keturunan Yahudi Robert Murdock-melalui star TV group- ini memang hebat.

Okelah, bisa jadi Karni Ilyas berniat baik, menfasilitasi POLRI dengan stasiun berita tempatnya bekerja dalam kampanye pembentukan opini memerangi terorisme di Indonesia. Biarlah kelompok muslim dan pesantren yang sempat menjadi sasaran kampanye itu sedih dan marah, toh mereka masih bisa membantah. Ini negeri demokrasi tempat di mana pendapat bebas diumbar kan??

Tapi sangat jahat bila Hamas, muslim Palestina dan bangsa terjajah tersebut dihalangi dari dukungan muslim dan bangsa Indonesia. Yaitu dengan membentuk opini Israel tidak salah kalau menyerang mereka. Salah mereka sendiri melakukan perlawanan terus menerus pada penjajah zionis yang jauh lebih kuat. Ini adalah kampanye terselubung mendukung kekejian zoinisme.

Sumber :

http://www.muslimdaily.net/2009/01/05/antara+gaza%2c+grce%2c+tv+one+dan+karni+ilyas+.html

No comments:

Post a Comment