Wednesday, April 22, 2009

ITU BAIK..???

Ini kisah persahabatan dua anak manusia. Yang seorang adalah putra
presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono.

Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono
punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi
di depannya selalu dianggap positif. "Itu Baik!" katanya senantiasa.

Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya
berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap
digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah
diserahkan kepada sahabatnya senapan itu meletus. Akibatnya cukup fatal.
Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu
tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. "Itu Baik!" Kontan sahabatnya naik pitam. "Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik. Brengsek!" Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia
dijebloskan ke penjara.

Beberapa bulan kemudian....,
sang putra presiden kembali pergi berburu ke
Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang
masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk
disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.

Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali
peristiwa ketika jempolnya putus tertembak lantaran ulah Pono. Ia kemudian
menemui Pono di penjara.

"Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak," katanya sambil
menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya di Afrika. "Aku menyesal telah memenjarakanmu."

"Oh, tidak!' Bagiku, ini Baik!"

"Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?"

"Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu."

Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual
Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia.


No comments:

Post a Comment