Wednesday, March 18, 2009

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN II

Materi 2. Ragam Penelitian Eksperimental

Ide “bila ini dilakukan, apa yang akan terjadi?” sebagai dasar dari penelitian eksperimental telah dibahas dalam pertemuan minggu lalu. Ide ini merupakan wujud dari konsep hubungan sebab-akibat; peneliti ‘merancang’ suatu sebab untuk mengetahui akibatnya. Namun demikian, bukan hal mudah untuk merancang suatu penelitian ‘sebab-akibat’, khususnya untuk memutuskan mana yang menjadi ‘sebab’ dan mana yang akan dilihat sebagai ‘akibatnya’. Peneliti harus memiliki argumen yang kuat bahwa yang didudukkan sebagai ‘sebab’ benar-benar merupakan faktor ‘yang mendahului’ akibat.

Beberapa contoh desain sederhana dalam penelitian eksperimental
a. One-shot case study → T – O (treatment – observation)
Merupakan bentuk eksperimen yang paling sederhana, dan mengandung resiko kesalahan dalam penarikan kesimpulan, serta banyak sekali kelemahannya. Dengan desain ini, penelitian yang dilakukan dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Ingin diketahui “bagaimana pengaruh sarapan sereal terhadap berat badan siswa kelas lima SD?”


Sampel → treatment/perlakuan (T) → diukur hasilnya (O)
↓ ↓ ↓
Siswa kelas 5 SD → sarapan sereal → ditimbang berat badannya


Sebagai modifikasi, dengan tujuan untuk membuat penelitian sedikit lebih cermat, dapat dilakukan seperti berikut ini:


Sampel → treatment/perlakuan (T) → diukur hasilnya (O)
↓ ↓ ↓
Siswa kls 5 SD → sarapan sereal → ditimbang berat badannya
(kel.eksperimen)

Siswa kls 5 SD → ……………... → ditimbang berat badannya
(kel.kontrol)



b. Pretest-posttest design → O – T – O (observation-treatment-observation)
Merupakan bentuk penelitian eksperimental yang sudah sedikit lebih cermat dibanding desain yang di atas. Pada penelitian semacam ini peneliti terlebih dahulu melakukan tes awal.......

untuk mengetahui kondisi awal sampel sebelum diberi perlakuan. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

Sampel → pre-test /tes awal → perlakuan → post-test/tes akhir
↓ ↓ ↓ ↓
Siswa 5SD→ timbang berat bdn → sarapan sereal → timbang berat bdn


Dengan kemungkinan modifikasi untuk meningkatkan kecermatan penelitian, adalah sebagai berikut:

Sampel → pre-test /tes awal → perlakuan → post-test/tes akhir
↓ ↓ ↓ ↓
Siswa 5SD → timbang berat bdn → sarapan sereal → timbang berat bdn
(kel.eksperimen)

Siswa 5SD → timbang berat bdn → ……………... → timbang berat bdn
(kel.kontrol)


Pemanfaatan ‘kelompok kontrol’ digunakan sebagai pembanding dari kelompok eksperimen, yang pada dasarnya dapat membantu peneliti untuk mengajukan argumen yang rasional mengenai hasil penelitian. Contoh:

Pada penelitian yang tidak menggunakan kelompok kontrol, peneliti hanya dapat mengatakan bahwa : setelah diberi sarapan sereal, ada peningkatan berat badan siswa SD kelas 5 (dilihat dari selisih berat badan sebelum dan sesudah diberi sarapan sereal); sementara bila ada kelompok kontrol, maka peneliti dapat mengatakan bahwa : siswa kelas 5 SD mengalami peningkatan berat badan yang lebih banyak dibanding yang tidak diberi sarapan sereal.

Perlu dipahami bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan kelompok kontrol adalah kelompok yang “tidak diberi perlakuan” sebagaimana yang diberikan pada kelompok eksperimen; namun pada contoh masalah/kasus penelitian di atas, bukan berarti bahwa siswa SD kelas 5 yang berada dalam kelompok kontrol sama sekali “tidak sarapan”. Mereka tetap sarapan sebagaimana yang biasa mereka makan sehari-hari.

Berbeda halnya dengan contoh berikut ini:
Ingin diketahui “bagaimana pengaruh pemberian vitamin A terhadap kesehatan mata siswa kelas 5 SD?” Pada kasus semacam ini, peneliti dapat melakukan 2 hal:

1. Kelompok eksperimen diberi vitamin A
Kelompok kontrol sama sekali tidak diberi apa-apa

atau

2. Kelompok eksperimen diberi vitamin A
Kelompok kontrol diberi gula-gula yang menyerupai vitamin A, tetapi sama sekali tidak mengandung vitamin A

Pada contoh 2 di atas, pemberian gula-gula yang menyerupai vitamin A pada kelompok kontrol disebut “placebo”. Placebo adakalanya perlu dilakukan untuk menghindari ‘kecemburuan’ yang kemungkinan terjadi di antara 2 kelompok penelitian.


Diskusi kelompok (@ 2-3 orang per kelompok)

Dengan merujuk pada contoh-contoh yang sudah diberikan, rumuskan suatu masalah penelitian yang sederhana dalam bidang pendidikan jasmani atau keolahragaan, tentukan desain semacam apa yang akan digunakan. Berikan argumen mengapa desain tersebut yang Anda pilih.


No comments:

Post a Comment