Hari itu entah kenapa aku ngerasa bosen banget di rumah, ga tau angin apa yang menuntunku hingga tiba tiba terpikir di otaku untuk membuka rak lemari tempat penyimpanan buku2 lama. Iseng aja aku obrak abrik semua isinya, niatnya sih cuman mo bersihin.. eh ga taunya aku menemukan satu buku lawas yang mencuri perhatianku.
Sekilas buku tersebut sangat tidak menarik. Melihat covernya saja pasti sudah males buat membacanya. Apalagi buat menelusur lebih dalam. Namun yang membuat penasaran adalah ketika aku membaca judulnya, CORAT CORET SEPANJANG MASA. Karangan Soemitro Kolopaking
nb: soemitro kolopaking adalah bupati mantan bupati banjarnegara(1927-1949)
Buku yang sudah sangat lapuk dimakan usia ini sungguh sangat membikih hatiku penasaran. Bagaimana tidak, buku setebal 43 halaman diketik dengan mesin ketik tahun 1970an..!!
Halaman halaman pertama sungguh membosankan hingga aku mulai malas membacanya. Hampir saja aku tutup tuh buku, tapi segera ada suara dari belakangku. Ternyata bapak yang dengan logat ngapaknya kemudian berbicara “kue buku bapak sing ngetik mbiyen jamane egin kerja, anu dikongkon pimpinane. Isine sejarah asal mulane banjar, ana cerita2 menarik sing kena nggo pelajaran. Di waca bae”
…itu buku bapak yang ngetik dulu waktu masih kerja. Karna disuruh pimpinanya. Isinya sejarah awal mula banjarnegara, ada juga cerita cerita menarik yang dapat diambil pelajaran.. begitulah kira kira artinya. Wkwkwkwk
Tanpa pakir panjang, langsung saja... buku itu aku baca. Benar juga buku yang ditulis oleh Soemintro Kolopaking atau bupati banjarnegara ini sungguh mengasyikan. Isinya berupa pengalaman beliau saat study di eropa. Bahkan saat beliau keliling dunia mulai dari Jerman, belanda,ceko-slovakia, Albania, polandia, Inggris,Austria-hongaria,Latvia,rusia,swedia, bahkan sampai di mesir.
Cerita cerita yang sangat menarik membuatku jadi semangat hidup, beliau yang pada waktu itu jadi mahasiswa+kerja seadanya demi memenuhi hidup diperantauan sangat menceritakan pengalaman2 yang menyentuh. dan ada satu pengalaman yang membuatku bangga menjadi warga banjarnegara.
Beliau saat menjabat sebagai bupati atau di sebut ndara kanjeng pada waktu itu, sungguh berwatak sangat sederhana dan bijaksana. Cara memimpinya benar2 patut yang patut dicontoh. Dituliskan,
setiap satu kali dalam seminggu, beliau selalu keluar dari pendapa kabupaten dengan membawa bekal seadanya. Kemana perginya tidak ada yang tau. Beliau berpakian sangat sederhana, hanya membawa senapan angin untuk berjaga2 dan menembak bajing2 yang menjadi hma pertanian.
Apa yang dilakukanya? Ternyata mulai Jam 8 malam saat warga telah selesai beraktifitas, beliau keliling bahkan masuk ke daerah2 pedalaman. dia sengaja menyamar mejadi rakyat biasa dan masuk ke rumah2 penduduk di kampung kampung untuk mendengarakan keluahan rakyatnya! Biasanya beliau masuk ke dalam rumah sesepuh atau orang yang dituakan di daerahnya. Kemudian serentk rakyatpun tau kalau daerahnya didatangi bupati, sehingga mereka berkumpul untuk menceritakan keluh kesahnya. Yang dilakukan beliau kebanyakan hanya mendengar dan memberikan wejangan2. Hal tersebut sering dilakukanya sehingga kesulitan kesulitan yang dialami rakyatnya bisa di selesaikan. Setelah semuanya dirasa cukup, beliau biasanya pulang dengan diantar beberap rakyatnya hingga ke jalan besar. Tapi beliau tidak langsung pulang dan beristirahat di pendapa melainkan pergi mencari tempat yang sunyi dan tenang, biasanya beliau pergi ke puncak bukit sekedar untuk merenuang dan menikmati keindahan alam hingga fajar tiba…!
Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).Ia mendapat sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati
Sungguh suatu profil yang bijaksana. Masih adakah pemimpin yang seperti beliau???
Buku yang ditulis th 50an, koleksi Balai pembinaan Administarasi UGM ini disadur ulang oleh semua pegawai BRI cabang banjarnegara atas perintah atasanya, dengan maksud agar pegawai kantor dapat meneladani sikap Soemintro Kolopaking.
Sekilas buku tersebut sangat tidak menarik. Melihat covernya saja pasti sudah males buat membacanya. Apalagi buat menelusur lebih dalam. Namun yang membuat penasaran adalah ketika aku membaca judulnya, CORAT CORET SEPANJANG MASA. Karangan Soemitro Kolopaking
nb: soemitro kolopaking adalah bupati mantan bupati banjarnegara(1927-1949)
Buku yang sudah sangat lapuk dimakan usia ini sungguh sangat membikih hatiku penasaran. Bagaimana tidak, buku setebal 43 halaman diketik dengan mesin ketik tahun 1970an..!!
Halaman halaman pertama sungguh membosankan hingga aku mulai malas membacanya. Hampir saja aku tutup tuh buku, tapi segera ada suara dari belakangku. Ternyata bapak yang dengan logat ngapaknya kemudian berbicara “kue buku bapak sing ngetik mbiyen jamane egin kerja, anu dikongkon pimpinane. Isine sejarah asal mulane banjar, ana cerita2 menarik sing kena nggo pelajaran. Di waca bae”
…itu buku bapak yang ngetik dulu waktu masih kerja. Karna disuruh pimpinanya. Isinya sejarah awal mula banjarnegara, ada juga cerita cerita menarik yang dapat diambil pelajaran.. begitulah kira kira artinya. Wkwkwkwk
Tanpa pakir panjang, langsung saja... buku itu aku baca. Benar juga buku yang ditulis oleh Soemintro Kolopaking atau bupati banjarnegara ini sungguh mengasyikan. Isinya berupa pengalaman beliau saat study di eropa. Bahkan saat beliau keliling dunia mulai dari Jerman, belanda,ceko-slovakia, Albania, polandia, Inggris,Austria-hongaria,Latvia,rusia,swedia, bahkan sampai di mesir.
Cerita cerita yang sangat menarik membuatku jadi semangat hidup, beliau yang pada waktu itu jadi mahasiswa+kerja seadanya demi memenuhi hidup diperantauan sangat menceritakan pengalaman2 yang menyentuh. dan ada satu pengalaman yang membuatku bangga menjadi warga banjarnegara.
Beliau saat menjabat sebagai bupati atau di sebut ndara kanjeng pada waktu itu, sungguh berwatak sangat sederhana dan bijaksana. Cara memimpinya benar2 patut yang patut dicontoh. Dituliskan,
setiap satu kali dalam seminggu, beliau selalu keluar dari pendapa kabupaten dengan membawa bekal seadanya. Kemana perginya tidak ada yang tau. Beliau berpakian sangat sederhana, hanya membawa senapan angin untuk berjaga2 dan menembak bajing2 yang menjadi hma pertanian.
Apa yang dilakukanya? Ternyata mulai Jam 8 malam saat warga telah selesai beraktifitas, beliau keliling bahkan masuk ke daerah2 pedalaman. dia sengaja menyamar mejadi rakyat biasa dan masuk ke rumah2 penduduk di kampung kampung untuk mendengarakan keluahan rakyatnya! Biasanya beliau masuk ke dalam rumah sesepuh atau orang yang dituakan di daerahnya. Kemudian serentk rakyatpun tau kalau daerahnya didatangi bupati, sehingga mereka berkumpul untuk menceritakan keluh kesahnya. Yang dilakukan beliau kebanyakan hanya mendengar dan memberikan wejangan2. Hal tersebut sering dilakukanya sehingga kesulitan kesulitan yang dialami rakyatnya bisa di selesaikan. Setelah semuanya dirasa cukup, beliau biasanya pulang dengan diantar beberap rakyatnya hingga ke jalan besar. Tapi beliau tidak langsung pulang dan beristirahat di pendapa melainkan pergi mencari tempat yang sunyi dan tenang, biasanya beliau pergi ke puncak bukit sekedar untuk merenuang dan menikmati keindahan alam hingga fajar tiba…!
Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).Ia mendapat sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati
Sungguh suatu profil yang bijaksana. Masih adakah pemimpin yang seperti beliau???
Buku yang ditulis th 50an, koleksi Balai pembinaan Administarasi UGM ini disadur ulang oleh semua pegawai BRI cabang banjarnegara atas perintah atasanya, dengan maksud agar pegawai kantor dapat meneladani sikap Soemintro Kolopaking.
wuih kepriwe kabare banjarnegara kang ...
ReplyDeletemantapz boss,..gmn kl isi buku tsb jg dishare dong,..
ReplyDeleteboleh nggak baca bukunya?
ReplyDeleteboleh, main aja ke sini. mumpung belum habis di makan rayap.hehe
ReplyDelete